Pemindahan Ibu Kota Negara Ke Ikn Harus Dimanfaatkan Untuk Penguatan Ekonomi Sulampua

Pemindahan Ibu Kota Negara ke IKN Harus Dimanfaatkan untuk Penguatan Ekonomi Sulampua
Aaksinomisulampua.id – Kepala Kantor Perwakilan Bank Indonesia Sulsel, Causa Iman Karana mengemukakan, rencana pemindahan ibukota negara ke IKN harus dapat dimanfaatkan untuk penguatan ekonomi wilayah Sulawesi, Maluku, dan Papua (Sulampua).
Produksi pertanian Sulampua yang melimpah, didukung sentra produksi beras di Sulsel dan kontribusi hasil perikanan mencapai 38,02 persen dari total perikanan tangkap nasional berpotensi dalam mendukung pemenuhan kebutuhan pangan di IKN.
“Posisi Sulsel sebagai transit hub bagi KTI juga dapat memberikan dampak positif bagi penguatan pariwisata wilayah Sulampua,” ungkap Iman.
Selanjutnya, pergerakan penduduk yang mencapai hampir 2 juta orang berpotensi menjadi demand baru bagi pariwisata di Raja Ampat, Likupang, dan Wakatobi.
Menurutnya, pembangunan kawasan industri dan pusat ekonomi di IKN akan membuka peluang usaha bagi UMKM melalui berbagai jalur, seperti pengembangan rantai pasok UMKM, logistik UMKM, fasilitasi produksi, serta mendorong kemitraan antara UMKM dengan industri/usaha besar di IKN Nusantara.
“Serta sektor lain yang tidak kalah penting adalah logistik dan konektivitas,” tambahnya.
Lokasi IKN yang berada di jalur ALKI II dan melintasi Selat Makassar memiliki peluang strategis dalam penguatan jalur perdagangan dan pelayaran.
Sejalan dengan potensi tersebut, Bank Indonesia Provinsi Sulawesi Selatan berkolaborasi dengan ISEI cabang Makassar mengadakan kegiatan penjaringan karya tulis dan seminar nasional yang bertajuk Akselerasi Ekonomi (Aksinomi) Sulampua Tahun 2023 dengan mengangkat tema “Penguatan Peran Wilayah Sulampua sebagai Mitra Pembangunan IKN Nusantara”.
Secara umum, kegiatan ini telah menjaring 35 karya tulis (paper) untuk mengikuti proses seleksi oleh tim juri, yang terdiri dari kementerian/oembaga, serta akademisi lokal dan nasional.
Kegiatan diawali dengan opening remaks oleh Bapak Causa Iman Karana selaku Kepala Perwakilan Bank Indonesia Provinsi Sulawesi Selatan, dialanjutkan dengan sambutan oleh Panglima Komando Militer XIV Hasanuddin, Bapak Mayjen TNI Dr. Totok Imam Santoso.
Adapun kegiatan dilanjutkan dengan penyampaian keynote speech oleh Bapak Dody Budi Waluyo sebagai Ketua Bidang Kajian dan Perumusan Kebijakan ISEI Pusat.
Berdasarkan hasil seleksi yang ketat oleh Dewan Juri, telah ditetapkan pemenang “Call for Ideas: Akselerasi Ekonomi (Aksinomi) Sulampua Tahun 2023 untuk dua kategori pemenang.
Juara I pada kategori Mahasiswa atas nama Rosmila dari Universitas Hasanuddin, Juara II Kwan Wirawan Kwandou dari Universitas Hasanuddin, dan Juara III Muh. Irhamussalihin dari Universitas Hasanuddin.
Sementara pada kategori Umum, Juara I atas nama Wisnu Adi Nugroho, Juara II Aditya Idris, dan Juara III Dwi Wahyudi.
Kepala Perwakilan Bank Indonesia Provinsi Sulawesi Selatan juga menyampaikan sekilas perkembangan ekonomi wilayah Sulampua, dimana pada triwulan II 2023 mencatat pertumbuhan 6,56 persen (yoy), meningkat dibandingkan triwulan sebelumnya sebesar 5,54% (yoy).
Secara spasial, peningkatan pertumbuhan terjadi di Sulbar, Gorontalo, Sulut, Maluku, Malut, dan Papua.
Selanjutnya, penguatan ekonomi Sulampua diikuti dengan tekanan inflasi yang semakin mereda.
Pada Juli 2023, inflasi Sulampua tercatat sebesar 3,25 persen, lebih rendah dibandingkan 4,35 persen (yoy) pada bulan sebelumnya telah kembali dalam rentang target 3+1 persen.
Ditengah penguatan ekonomi Sulampua, PDRB Sulsel pada triwulan II 2023 mengalami perlambatan, namun tetap tumbuh kuat.
Ekonomi Sulsel tumbuh 5,00 persen (yoy), lebih rendah dibandingkan triwulan sebelumnya sebesar 5,29 persen (yoy).
Disamping itu, tekanan inflasi Sulsel juga terpantau terus menurun hingga Juli 2023. Inflasi gabungan 5 Kota IHK di Sulsel tercatat sebesar 3,34 persen (yoy) dan telah kembali dalam sasaran terget inflasi nasional 3+1 persen.
Inflasi yang semakin terkendali tersebut sejalan upaya dan sinergi bersama TPID melalui strategi 4K yang mampu mendukung pengendalian inflasi di daerah semakin baik. (rhm)
Sumber: Fajar